Pages

Sabtu, 27 Desember 2014

ini bukan rindu


sebut saja ini bukan rindu
menggelayut manja disetiap subuh
menanti matahari dan pesan singkat darimu

sebut saja ini bukan rindu
menapaki rumput kering dipinggiran jalan beraspal
tertawa girang berloncatan mendengar riuh tawamu

sebut saja ini bukan rindu
hanya berharap ada didekatmu
melihatmu lalu menatapmu lama

hanya berharap bercerita sebanyak mungkin tentang pagiku
mendengar celotehmu tentang rengekku yang terlalu pagi

sebut saja ini bukan rindu
bukan!
ini lebih dari rindu






Senin, 15 Desember 2014

hingga nanti



hingga nanti tiba saatku untuk berjanji, 
maka aku tidak akan berjanji untuk mencintaimu selamanya

karena aku yakin,
cinta makhluk tidak akan sebegitu kekalnya.

hingga nanti tiba saatku untuk berjanji,
maka aku akan berjanji untuk tidak akan kalah darimu dalam memberi cinta.

karena aku yakin, 
akan datang kejenuhan yang entah siapa yang dahulu menyerah dan kalah.
tapi percayalah, jika itu kamu akulah pemenangnya!

Sabtu, 06 Desember 2014

kita bisa!


Pertanyakan kembali tentang kita pada bulan!
Tentang mimpi yang kita titip bersama bintang
Tentang asa yang kita gantung pada langit malam

Untuk hati yang kita rajut dari subuh tadi
Kenapa tidak kita lanjutkan saja dan kita pamerkan kepada mereka yang ragu tentang kita?

Untuk rindu yang kita tabung dari pekan-pekan lalu
Kenapa tidak kita tukarkan saja dengan banyak kenangan indah dimasa depan?

Kita terlalu takut dengan perpisahan, hingga kita berhenti pada jalan ini
Padahal, gerbang mimpi menanti kita diujung jalan itu
Padahal, bebatuan dan duri yang menanti depan jalan sana adalah amunisi kisah kita kelak

Kita terlalu resah dengan tatapan sinis penuh pesimis orang-orang diluar sana
Padahal, bukankah genggaman kita sudah terlalu erat untuk dilepas hanya dari tatapan?
Padahal, bukankah senyum bisa menjadi senjata ampuh untuk mereka yang sinis?

lalu?
ayo terus berlari!
mengelilingi labirin hingga kita temukan jalan keluar
jalan yang akan mengabadikan cerita
jalan yang meski tidak mudah, tapi akan indah






Selasa, 25 November 2014

jarum, benang, dan sedikit waktu




Mana ada hutan untukku berlari kemudian teriak?
Mana ada pantai untukku berlari kemudian terisak?
Aku hanya butuh jarum dan benang
Dan sedikit waktu
Untuk menambal kembali topeng tawa dan senyumku

Dia sudah terlalu usang
Teralu malang lagi untuk ku kenakan

Dia sudah terlalu bolong
Terlalu bohong menampakkan senyum topeng

Aku hanya butuh jarum dan benang
Dan sedikit waktu
Untuk menambal kembali topeng tawa dan senyumku

Dari mereka yang selalu ingin ku tampakkan ceria
Dari mereka yang selalu ku alirkan cerita tanpa sekat
Dari mereka yang menumpuk banyak kisah dibalikku

Aku hanya butuh jarum dan benang
Dan sedikit waktu
Untuk menambal kembali topeng tawa dan senyumku.

Senin, 17 November 2014

kamu baik, aku suka


hujan turun membawa pesan Tuhan
hujan turun mengirim salam Tuhan
untuk terus mengingat-Nya
untuk tetap ada pada jalan-Nya

sapuan pelangi menggambarkan senyum Tuhan
sapuan pelangi memperlihatkan rona Tuhan
bahwa Dia ada
bahwa Dia nyata

sujud tidak kau lakukan disetiap sekon hidupmu
sujud hanya wajib kau lakukan 34 kali dalam satu putaran jammu
lalu kau tetap abaikan?

kamu baik, aku suka
kamu baik, aku sayang
lalu kau tetap tak bergeming?

sukaku tidak ku hentikan hanya untuk sekarang
sayangku ku peruntukkan untuk masa depan
lalu kau tetap diam?

kataku, bagaimana mau jadi imam yang baik jika kau tetap mengabaikan?
kataku, akankah kau tetap tak bergeming jika sang Maha memanggil?
kataku, bisakah kau menggiring keluarga kecilmu kelak jika kau tetap diam?

maka, Nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang akan kau dustakan?




Sabtu, 08 November 2014

kuserahkan doaku untukmu


bahkan sampai langit berubah menjadi gelap dari biru damainya,
aku tetap menikmati sapuan-sapuan rindu yang kau titip pada angin laut.
juga meski bintang satu persatu mulai tidak terlihat dilangit pagi,
aku juga akan selalu merindukan senyuman malu-malu yang meronakan pipimu.

karena tidak perlu berboncengan disetiap malam ahad untuk merasakan keromantisan.
juga tidak perlu pesan singkat pengingat waktu makan untuk berguling-guling dikasur karena girang.

karena hanya butuh rindu yang dikirim lalu diterima dengan kasih lewat bulan sabit.
juga hanya butuh doa untuk dipertemukan dalam singgasana mulia penyempurna ibadah.

untuk siapapun penerima rindu abadi ini kelak
untuk siapapun yang akan dengan jantan bertamu di rumah
jadilah pemimpin yang baik untukmu dahulu, lalu untukku yang tanpa henti merindumu, kemudian untuk bocah-bocah dari rahimku yang akan mengagumimu, juga untuk pekerjamu yang menitikkan keringat untuk keluarga mereka.

kuserahkan doaku untukmu ^^

Rabu, 05 November 2014

6 November 2014



6 November 2014

happy anniversary ayah ibu”

Seperempat abad. Bukankah itu waktu yang tidak singkat ayah?
25 tahun. Kalau itu jati, pastinya dia sudah sangat kokoh yah ibu?
Aku selalu saja cemburu dengan pasangan yang cintanya tidak kenal waktu. Seperti kalian ^_^ bahkan meski badai yang mengahantam, jati kalian masih saja kuat bertahan. Aku yakin, itu bukan hanya karena cinta yang kalian bangun. Tapi, karena kami anak-anakmu yang selalu saja bandel (tapi ketahuilah sangat menyayangi kalian) dan karena Tuhan Allah yang kasihnya selalu menyelimuti kita semua. Kelak, aku ingin menjadi seperti kalian. Akan ku perkenalkan suamiku kepada ayah dan ibuku yang begitu tangguh mempertahankan cintanya ditengah banyak saja masalah yang mengahadang mereka. Bukan sekali dua kali saja aku mendengar cek-cok kecil kalian, tapi aku selalu saja yakin bahwa cek-cok itu malah menjadi pupuk cinta kalian hingga ke-25 tahunnya pernikahan kalian. Juga akan ku ceritakan kepada anak-anakku kelak tentang cinta sejati yang bukan hanya ada didongeng yang ayahnya biasa ceritakan saja, tapi juga ada dikehidupan nyata dan didepan mata mereka. Iya, kakek dan nenek mereka. Ayah ibu, terima kasih untuk segala cinta, kasih, juga sayang yang telah kalian berikan kepada kami. Untuk ilmu akhirat dan ilmu dunia yang selalu kau suntikkan kepada kami terima kasih tak terhingga. Aku selalu bersyukur kepada Allah dititipkan didunia ini dengan kalian sebagai ayah dan ibuku.
“Rabbana Aatinaa Fiddunya Hasanatan wafilakhirati hasanah waqinaa adzabannar”

 happy birthday anak bungsu”



Hey bungsu! Kau mulai dewasa rupanya. Berapa umurmu sekarang? 18 tahun? Ahh, kau bukan bocah ingusan lagi. Padahal masih saja kurasa kemarin kau berlarian dengan ingusmu yang meler kemana-mana, dengan wajah yang belang sana-sini, dengan kaki yang jarang sekali memakai sandal sampai-sampai kau sering saja ditegur ibu. Ingatkah kau kita pernah bermain model-modelan? Saat itu aku mendandanimu seperti wanita dewasa. Aku memakaikanmu rok miniku dan baju dalam seketek lalu ku pakaiakan kau lipstick dan bedak yang tebal. Aihh, Kurasa kau sudah lupa. Waktu sepertinya tidak berjalan, ia berlari. Kencang sekali. Aku masih ingat saat ibu mengajarkanmu memakai sarung saat kau baru saja dinyatakan lulus masuk pesantren terkemuka di kabupaten seberang, juga ingat saat kau mengeluh sandalmu satu persatu hilang saat mondok di pesantren, lalu kau menjadi ketua organisasi tertinggi disana, kemudian lulus di universitas pilihan, dan disini kau sekarang! Selamat untuk pertambahan umurmu adikku. Adik nakal yang tidak pernah sekalipun aku tidak sayangi meski sering kali kau menendangku, bahkan mencakarku dan membuat bekas luka diwajahku waktu masih kecil. Tidak perlu kau minta doaku, aku telah mengirimnya jauh-jauh hari kepada Tuhan. Yang terpenting, aku selalu meminta yang terbaik untukmu ^_^


happy pass graduate anak sulung”



Akhirnya empat tahun lebih selesai juga! Detik-detik penambahan titlemu bisa dihitung jari. Selamat kakakku! Sarjana pertama ditataran cucu nenek, kau pasti sangat bangga. Dan kami yang ada dibelakangmu akan selalu dibandingkan denganmu (tak masalah kok). Banyak sekali waktu aku selalu belajar karena cemburu denganmu. Kau bisa baik di akademik dan hebat di organisasi. Aku selalu saja bangga memperkenalkanmu dengan teman-temanku, ketua himpunan dengan jenis kelamin perempuan. Disini, hanya ada siapa pemimpin himpunan dan UKM perempuan? Jarang sekali. Dan aku bangga punya kau. Disini, meski yang punya IPK banyak sepertimu, tapi hanya ada berapa saja organisatoris yang bisa selesai dengan IPK sepertimu? Jarang sekali. Terima kasih telah menjadi kakakku. Terima kasih telah menjadi contoh yang sangat baik untuk kami adik-adikmu. Terima kasih untuk prestasimu yang juga terciprat kepadaku. Doakan aku cepat menyusulmu ms. Khaeriyah Adri S.Km!

Rabu, 29 Oktober 2014

kita dan pelangi?


kukiranya bulan malam ini akan membawa kita ke peristirahatan indah
nyatanya gelap. terlalu kelam.

angin kencang memang dapat membantu pohon memperlihatkan kekokohannya.
tapi bukankah angin yang kencang juga dapat merobohkan pohon?
lalu, masihkah kita akan terus bermain dengan angin?

kita sepakat untuk menjadi anyaman bambu yang saling terkait membuat sulaman cantik
tapi bukankah bambu itu dapat mengiris jemari jika terlalu gegabah?
lalu, perlukah kita hanya diam dengan kucuran darah irisan bambu itu?
ataukah kita bersihkan, lalu menutup luka itu?

aku hanya terlalu sering bermimpi tentang pelangi.
indah dengan masing-masing warnanya,
juga menawan dengan perbedaan warna keseluruhan
aku hanya terlalu sering bermimpi tentang kita.
tentang kita yang jauh berbeda namun bisa menebar keindahan



Selasa, 28 Oktober 2014


mau jadi apa kita dengan segala ego yang terlalu tinggi ini?
tidak dapatkah sedetik saja melepaskannya?

rindu kemarin masih tersimpan apik di celenganku.
lalu kenapa sekarang kau harus memaksaku untuk membentuk banyak rindu lagi?

bukankah dulu (dulu sekali) tangan kita terus bergandengan walau telah dipaksa untuk melepasnya?
lalu apakah genggamanmu kini sebegitu kakunya sehingga tidak dapat ku genggam lagi?

aku tidak lelah. aku tidak lelah
aku siap menanti. aku siap menunggu

menanti saat genggamanmu erat lagi padaku
menunggu saat rindu itu terpecah lalu kita akan tertawa

berjalan kemudian berlari tanpa beban
berteriak seolah dunia hanya milik kita
iya kita. kita saja

lupakan mimpiku!
cukup ketahui saja, aku rindu!

Kamis, 23 Oktober 2014

aku (yang berharap) kenal


kita akhirnya kalah oleh waktu
oleh cinta dan percaya yang ternyata semu
memangnya semua untuk apa? untuk hasrat yang terlalu menggebu?
melupakan tulus hati yang berbudi agar menolak bertemu?

kita ternyata kalah oleh waktu
padahal mimpiku dapat menyaingi waktu
berjalan bergandengan seperti awal dulu
berdorongan lalu melindungi seperti dulu

kita memang belum kenal
siapa aku? kamu tak kenal
meski aku kira mengenalmu, tapi kita (ternyata)  tak saling kenal
meski aku berharap mengenalmu,  namun akhirnya aku tidak kenal

Rabu, 22 Oktober 2014

terima kasih banyak


Sebut saja Ilham, laki-laki yang membantuku untuk bisa menjadi sedewasa ini (terima kasih banyak)
panggil saja Udin, laki-laki yang membuatku menjadi setegar ini (terima kasih banyak)
nama dia Ima, perempuan yang mengajarkanku untuk ikhlas (terima kasih banyak)
dan dia Yanti, perempuan yang menopangku menjadi perempuan yang tangguh (terima kasih banyak)

tanpa ku sadari mereka yang menjadikanku seperti ini,
perempuan yang dewasa, tegar, mudah mengikhlaskan, dan tangguh.
tanpa mereka, mana bisa saya sekokoh sekarang?
tanpa mereka, saya masih akan seperti bunga layu di pinggir jalan itu.
terima kasih banyak

ahh, kemarin saya mungkin masih ingusan jika mereka tidak ada
atau masih bersepeda saja disaat orang sudah bermobil mewah

berjalan bertahap satu satu langkah,
mereka adalah guru kehidupanku
lalu mengapa harus ada dendam jika mereka memberi banyak hal?

saya banyak berterima kasih kepada mereka.
kepada Ilham, Udin, Ima, juga Yanti.
terima kasih banyak



Senin, 20 Oktober 2014

ini suratku, kakak!



  • "Kita berteman akrab dan saya tidak ingin itu berubah"

    Buka kembali laptopmu, buka folder dengan gambar tangan yang saling menggenggam itu dan baca project 20 yang kau kirimkan untukku! ada kutipan favoritku disana. iya, kalimat yang diatas. Lalu,  hanya sampai sedangkal ini pertemanan akrab kita? Atau taraf "teman akrab" yang kau maksud memang seperti ini?

    Kupikirnya kamu adalah orang yang gigih. katamu kamu tidak ingin "berubah". Lantas sekarang? ahh, saya memang terlalu bodoh karena selalu percaya kata-katamu kakak.

    Untuk kebanyak kalinya aku harus mengulang kegiatan seperti ini, bertanya dan lalu membujukmu yang tetiba "berubah" tanpa ku tau alasannya. Ku kira kita sudah sepaham bahwa jika salah satu diantara kita ada masalah yah KOMUNIKASIKAN.

    Kakak, menurutku aku memang harus mengirimimu surat ini, karena berbicara langsung hanya membuang waktu saja, kau terlalu terlihat menghindar. Kakak, kau tau rasanya bicara dengan orang yang kau anggap dekat denganmu, sahabat karibmu, kakak gila tesolid, kawan yang bisa jadi ayah, adik, bahkan terkadang seperti laki2 terdekat tapi tidak meresponmu sama sekali? Semoga kau tidak pernah merasakannya, sakit kak!

    Perubahanmu terlalu drastis kakak. Atau silahkan mendrastiskan perubahanmu, tapi jangan sampai orang diluar saya atau kamu yang menyadari perubahanmu itu. Tidak bisakah meskipun ada perubahan rasa yang kau rasakan tapi tetap saja kita menjadi teman yang gila? Tidak bisakah yg berubah itu cuma hati, tidak usah ikut sikap?

    Kau dewasa kakak, meski tidak kau sadari namun aku menyadarinya. Semoga masalah ini menjadi jembatanmu untuk semakin dewasa saja, maka izinkan aku melihat kakakku, temanku yang paling gila dan paling dekat ini dewasa ^^

Minggu, 19 Oktober 2014

itu kamu!

kau tanya tentang rindu
aku hanya diam

kau tanya sekali lagi tentang rindu
aku tetap bungkam

lalu kembali kau tanya tentang rindu
maka aku jawab, itu kamu!



Rabu, 15 Oktober 2014

karena kau temanku

hey kawan!
magrib tadi aku menggeledah kamarku, juga hatiku sepertinya.
aku selalu suka dengan kegiatan menggeledah, karena aku selalu menemukan barang usang yang dulu niatanku ingin mengoleksinya tapi selalu terlupakan.

magrib tadi aku temukan surat merah jambu yang kau berikan di sela-sela kado ulang tahunku
sudah ada bagian yang tersobek disana, kasihan sekali.

ada banyak bagian yang lucu
sedikit-sedikit aku tersenyum lalu karena tidak tahan, aku tertawa lepas.
tapi kemudian, aku mulai menitikkan air mata. ada sakit di ulu hati. sakit sekali.

disana, disurat merah jambumu..
kau tulis kalau kita berteman sangat akrab
lalu mengapa kita mesti harus saling melawan?

disana, disurat merah jambumu..
kau tulis kalau kau tidak ingin mengusik pertemanan
lalu mengapa harus ada pergi kalau masih ada tinggal?

bukankah lebih baik kita terus berbagi daripada saling meracuni?
bukankah lebih baik kita saling bergandengan daripada terus bertendangan?

ingat rumah impian kita?
aku ingin berkunjung di tempatmu, lalu ku jamu kau di tempatku

ingat pekerjaan harapan kita?
aku ingin bercerita keluh juga kesah kepadamu seperti dulu tentang rekan kerjaku, lalu kau akan kupaksa mengiyakannya

ingatlah semua!
karena kau temanku.

Jumat, 10 Oktober 2014

aku rindu, itu saja




Aku benci dengan jarak yang selalu saja setia berada diantara kita
Aku benci dengan waktu yang putarannya terlalu lambat untuk mempertemukan kita
Aku benci semua hal yang menjauhkanku denganmu

Selepas subuh, kulepas mukenaku
bosan aku selalu berdiri didepan pintu menunggumu datang, tapi mau dikata apa?
Aku ingin melihatmu pertama kali, mendahului siapapun yang mungkin juga menunggumu
Ku ambil segelas air hangat dari termos air panas lalu ku tuangkan dicangkir keramikku
Jenuh aku selalu minum cairan ini setiap matahari mulai terbit, tapi mau dikata apa?
Aku harus selalu terlihat segar ketika kau melihatku

Untuk sepersekian sekon aku merasa menjadi gila
Untuk selaksa detik aku rasa aku mulai meninggalkan titik waras
Kapan aku bisa mendapat  ucapan terima kasihmu karena menantimu terlampau sering?
Bukan! Bukan aku berada dalam penantian yang tidak ikhlas.
Aku rindu, itu saja.

Celengan rinduku tidak muat lagi
Sudah mendesak berdesakan untuk keluar
Kapan aku bisa mendapat senyuman bangga darimu karena tangguh menantimu?
bukan! bukan aku selalu ingin dipuji.
aku rindu, itu saja.